Halaman

Sabtu, 15 Juni 2019

PAPUA ADALAH KITA

Papua Adalah Kita, Dan Mereka adalah bagian dari Kita. Hidup Bukan tentang seberapa banyak Tujuan kita telah tercapai di Dunia. Tapi ini tentang bagaimana kehidupan kita bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain. 
     Khususnya untuk orang-orang yang tinggal di daerah pelosok. Ini adalah salah satu gambaran kecil yang bisa di lihat dari keadaan Papua Khususnya di daerah Sorong Selatan, Distrik Konda,  Kampung Bariat. Dimana Sekolah ini memiliki 6 Kelas,  Murid Yang lumayan banyak Namun Guru yang tersedia di Sekolah hanya ada 3 Orang saja, dan Itu pun dalam satu hari guru yang hadir hanya ada satu orang, jadi terbayang lah ketika hanya satu guru yang masuk mengajar maka semua kelas di gabung dalam satu kelas dan bisa juga ibu Guru membagi diri menjadi 3 kelas dengan sistem 2 kelas dalam satu Ruangan  seperti (1&2, 2&3 dan 3&4), setelah itu ibu guru tersebut memasuki ruangan dengan  sistem bergantian dengan materi kelas yang sesuai. 
    Di samping itu, Kebanyakan murid juga sangat memiliki keterbatasan dalam perlengkapan Sekolah. Seperti yang di lihat di foto, Anak-anak tersebut kebanyakan tidak menggunakan alas Kaki khususnya Sepatu, dan Baju yang di gunakan pun adalah baju yang seadanya yang tersedia di rumah mereka Baju yang Robek dan kotor bukan penghalang untuk mereka tidak ke sekolah. Dan Tasnya pun kurang memadai. Banyak diantara mereka memiliki tas Yang sudah rusak Rusak tapi tetap di pakai, Dan ada juga yang terbuat dari karung-karung yang di jahit untuk di jadikan tas. Ada juga yang menggunakan Noken dimana Noken adalah Tas khas daerah Papua. Tapi sebagian juga diantaranya tidak memiliki tas. Jadi mereka Ke Sekolah terkadang hanya membawa Sebuah buku dan Pensil untuk di jadikan senjata dalam menuntut ilmu. Dan mereka adalah anak-anak penerus bangsa yang juga memiliki cita-cita yang mulia untuk membangun bangsa untuk tahun yang akan datang. 
      Contohnya Anak yang bernama Natalia. Natalia adalah seorang anak yang berumur kurang lebih 7 Tahun yang sementara duduk di kelas 2, Anaknya Pendiam dan Pemalu. Namun disisi lain Dia adalah salah satu anak yang memiliki cita-cita yang paling mulia menurut saya. Dimana anak sekecil ini bisa terfikirkan bercita-cita untuk menjadi seorang pendeta ketika Besar dan itulah jawaban tulus yang keluar dari mulutnya ketika ditanya tentang cita-cita yang dimiliki. Namun apa daya keterbatasan biaya mengakibatkan Natalia berangkat  Ke Sekolah hanya beralas telapak Kaki, baju Seadanya dan Tanpa tas. Hanya sebuah buku dan pensil yang menjadi pegangan dia untuk bisa mencapai cita-citanya kelak. Yah seperti halnya dengan daerah-daerah lain, Papua juga masih bagian dari pelosok Indonesia. Yang membutuhkan uluran tangan  dari kita semua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar